Berpuasa memungkinkan kadar insulin untuk turun, yang memungkinkan tubuh menggunakan simpanan lemak tubuh untuk energi, di mana diet dengan defisit kalori bisa mungkin atau tidak mungkin melakukannya.
Dengan hanya defisit kalori, tidak bisa memperbaiki perubahan hormon dari obesitas.
Tahukah anda, diet metode hitung kalori ternyata tidak efektif? dalam video kali ini, Channel Atur Pola Makan mu akan membahas mengenai Diet Intermittent Fasting vs Metode Deficit Kalori, dan alasan mengapa diet hitung kalori tidak efektif dan diet intermittent fasting sangatlah efektif dalam hal penurunan berat badan.
DIET PUASA (BERHASIL) VS DIET DEFICIT KALORI (GAGAL) | KENAPA?

Defisit kalori per hari pada orang yang menjalankan diet, umumnya berkisar antara 500 sampai 1500 (kalori), disesuaikan kemampuan dan kondisi tubuh.
Akan tetapi riset membuktikan, jika kita menuruni jumlah kalori harian, maka proses pembakaran kalori pun akan sesuai dengan jumlah asupan kalori yang masuk dan hal ini membuat body fat tubuh kita akan cenderung stabil, dan penurunan berat badan akan sulit diperoleh.
Diet hitung kalori versus (melawan) diet intermittent fasting, manakah yang efektif? Banyak jenis diet yang diklaim ampuh menurunkan berat badan, namun Apakah jenis diet tersebut aman bagi kesehatan dan efektif? agar tidak salah pilih, cari tahu dulu yuk berbagai jenis diet yang ampuh dalam menurunkan berat badan, sekaligus sehat dan aman.
Kali ini, Blog Atur Pola Makan Mu akan membandingkan metode diet intermittent fasting dengan diet menghitung kalori (defisit kalori), manakah yang lebih ampuh? pertama-tama kita akan berbicara mengenai apa itu intermittent fasting dan diet menghitung kalori.
Diet intermittent fasting adalah pola makan yang terbagi dalam dua periode.
Diet ini tidak menentukan Makanan apa saja yang harus dikonsumsi, melainkan kapan seseorang harus makan.
Ada beberapa metode menghitung waktu makan dan puasa dalam intermittent fasting.
Misalnya, metode intermittent fasting 16/8, yakni dengan membagi 16 jam untuk puasa dan 8 jam untuk makan.
Waktu makan bisa dijadwalkan saat sarapan, makan siang dan makan malam.
Selain waktu makan, kita hanya boleh mengonsumsi air putih atau minuman tanpa rasa, vitamin pun diperbolehkan, asalkan jangan sekalipun mengkonsumsi Makanan berat maupun ringan di sela-sela waktu puasa.
Atau metode Lain 20 per 4 yakni 20 jam berpuasa dan 4 jam waktu makan.
Ada juga alternatif lain yaitu metode alternate day fasting (One Meal a Day).
Dalam metode ini, kita hanya diperbolehkan makan 1 kali sehari dan berpuasa sampai waktu makan Di keesokan harinya.
Selanjutnya, diet menghitung kalori (defisit kalori) adalah diet yang membatasi asupan makanan yang masuk, sehingga bisa mencegah kenaikan berat badan.
Ketika kita berbicara mengenai penurunan berat badan, kita akan berpikir untuk membatasi konsumsi makanan dengan cara defisit kalori.
Defisit kalori sendiri bisa dicapai dengan mengurangi Jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh jika dibandingkan dengan yang dibakar oleh tubuh.
Diet ini dilakukan dengan membatasi asupan karbohidrat dan lemak yang merupakan energi atau tenaga bagi tubuh.
Defisit kalori per hari pada orang yang Menjalankan diet (ini), umumnya berkisar antara 500 sampai 1500 (kalori) disesuaikan kemampuan dan kondisi tubuh, akan tetapi riset membuktikan, jika kita menuruni (mengurangi) jumlah kalori harian, maka proses pembakaran kalori pun akan sesuai dengan jumlah asupan kalori yang masuk dan hal ini membuat BODY FAT tubuh kita akan cenderung stabil, dan penurunan berat badan akan sulit diperoleh.
Ketika kita makan, tubuh kita dapat membuat kalori tersebut menjadi sumber energi atau disimpan menjadi lemak di tubuh kita.
Misalnya kita makan dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam, kalori yang masuk ke tubuh kita sekitar 2000 Kal, insulin akan tetap tinggi karena kita makan dengan terus-menerus, meskipun dengan jumlah asupan kalori yang sedikit.
Kadar insulin inilah yang membuat tubuh kita menghalangi kemampuan lemak untuk menjadi sumber energi.
Hal ini menyebabkan, tubuh kita dapat menggunakan kalori untuk menjadi sumber energi, Tetapi kalori akan diproses menjadi dua tahap, yakni separuh kalori dibakar oleh tubuh, dan sisa kalori yang tidak digunakan, akan berkembang menjadi lemak di tubuh.
Hal ini juga berlaku meskipun kita sudah mengurangi jumlah kalori yang dimakan, karena semakin rendah asupan kalori, maka kemampuan tubuh untuk membakar kalori yang terjadi pun ikut turun dan kalori yang tersisa akan tetap tersimpan menjadi cadangan lemak.
Metode hitung kalori tidak bisa efektif karena bisa jadi kita sering salah dalam mengira-ngira besarnya kuantitas makanan yang dikonsumsi.
Kita juga tidak bisa memperkirakan kalori yang masuk sesuai kebutuhan, sehingga tidak terjadi kelebihan kalori.
Terlalu sedikit mengonsumsi kalori, juga akan membahayakan kesehatan kita.
Metabolisme pada tubuh akan melambat.
Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa diet rendah kalori dapat menurunkan jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh sebanyak 23% maka otot pun akan menghilang, seringkali tubuh juga akan merasa lemas.
Proses pembakaran kalori dari masing-masing orang pun akan berbeda.
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi proses pembakaran kalori yaitu jenis makanan yang dikonsumsi, proses metabolisme tubuh, hingga jenis organisme apa yang hidup di dalam usus.
Dengan kata lain, konsumsi makanan yang sama, tidak akan memberikan hasil yang sama dengan metode hitung kalori ini, sehingga tidak bisa dikategorikan sebagai metode untuk menurunkan berat badan.
Lain hal nya dengan berpuasa, pada saat berpuasa, cadangan glukosa dalam hati akan berkurang.
Glukosa umumnya menjadi sumber energi utama dalam tubuh manusia.
Saat tubuh kekurangan glukosa, kadar insulin pun akan berkurang, saat kita kekurangan insulin, tubuh akan menggunakan lemak tubuh untuk dijadikan sumber energi, sehingga proses pembakaran lemak akan terjadi.
Dan massa lemak dalam tubuh pun akan menghilang.
Semakin lama waktu berpuasa, semakin mudah juga lemak tubuh akan berkurang.
Hal ini disebut sebagai proses glukoneogenesis, dimana salah satunya mengubah cadangan energi dari glukosa menjadi pemecahan asam lemak bebas menjadi ketone dan sumber energi tubuh.
Ketone juga akan mencegah rasa lapar, sehingga saat berpuasa nafsu makan pun akan berkurang.
Dengan menjalani intermittent fasting, kita juga dapat memperbaiki atau membentuk perilaku makan yang lebih sehat.
Metode ini melatih ketahanan tubuh agar tetap dapat menjalankan fungsinya, walaupun sedang tidak mengonsumsi makanan dalam periode tertentu.
Intermittent fasting juga membantu tubuh mengendalikan tekanan darah dan kolesterol, karena tubuh melakukan pembakaran lemak lebih efektif saat berpuasa.
Dengan begitu, tubuh akan terbantu untuk melakukan peremajaan dan perbaikan, sehingga dapat meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan.
Diet puasa turut membuat respon tubuh dalam melawan atau mencegah kerusakan organ.
Demikianlah artkel penjelasan mengenai metode diet intermittent fasting dan diet (defisit) kalori.
Jadi sejauh ini sudah bisa menilai mana metode diet yang efektif kan? dan ya tentu saja metode diet intermittent fasting jauh lebih efektif dan metode diet hitung kalori sangatlah tidak efektif.
Jadi, mau pilih metode diet yang mana? anyway, sharing di bawah ini ya, untuk kamu yang sudah berhasil menjalani sistem intermittent fasting, supaya teman-teman lain ikut termotivasi menjalani metode diet ini.
Posting Komentar
Posting Komentar